Kamis, 12 September 2013

Cerpen guee


Menyesal? terlambat!!
“kenapa papah nyalahin mamah terus? Emangnya papah sempurna!” kata mamah sambil menahan tangis. 
“emang mamah yang salah, terlalu curiga sama papah!” kata papah.
“paph itu selalu pulang malem, bilangnya rapat, ketemu client tapi apa. Pulang pulang wangi parfum cewe!” mamh semakin terisak.
“udahlah, paph cape! Sekarang mau mamh apa?” balas paph.
“ woy!! Mau kalian apasih? Setiap hari aja gini terus. Gue cape dengernya!” kata Renal yang menghentikan pertengkaran orangtuanya.
            Pertengkaran seperti tadi sudah biasa di telinga Renal. Anak tunggal dari Bapak Aryo Lazuardi dan Ibu Sonia Dewi. Hubungan yang mulai tidak baik orangtuanya sudah terjadi sekitar 3 tahun yang lalu. Mulai hanya karena mamahnya yang terlalu cemburu sampai papahnya mabuk, menjadi alasan pertengkaran pertangkaran itu. Paph Renal terlalu sibuk dengan pekerjaannya memicu mamahnya curiga.
            Bukan hanya masalah keluarga. Di sekolah, Renal menjadi langganan BK. Dia pernah menyebarkan foto dan video porno ke teman temannya, menyebabkan dia di skors 1 minggu. Berlari memutar lapangan 10 kali, dan membersihkan wc sudah terllalu sering diterimanya. Di jenjang SMP dia sudah 2 kali pindah sekolah. Berbelok ajaran, bisa disebut begit kehidupan remaja Renal.
Keesokan harinya di sekolah.
“ lo coba inni deh. abis itu lo pasti bekal ngefly. “ rayu Renal sambil menunjukan benda yang bentuknya mirip obat.
“maaf nal, gue tau kok itu apaan. Gue gak mau cari masalah dengan make gituan,” Tegas Rino
“ah payah lo!” kata Renal.
            Kektika jam istirahat, Renal merasa dirinya sangat gelisah. Tidak mengerti kenapa. Dia berjalan menyusuri koridor menujnu kamar mandi. Dia mengunci diri di dalamnya. Lalu mulai menelan beberapa butir ekstasi. Beberapa menit berlalu, rasa gelisahnya mulai menghilang, memunculkan sensasi yang membuat Renal relax. Sudah 3 bulan setiap istirahat Renal selalu menggunakan benda itu.
            Pada malam hari ketika papah Renal pulang kerja, pertengkaran itu terulang lagi untuk kesekian kalinya.
“ apa maukamu sekarang? Suami baru pulang udah dimarah marahin!” seru papah marah
“ papah yang terlalu cuek, gak perhatian sama mamah.” Balas mamah.
“ terus sekarang mau kamu apa?”
“ udah kita cerai aja. Cape mamah kalau gini terus.”
“ yaudah kita CERAI!” kata papah.
            Renal menyaksikan orangtuanya mengucapkan kalimat itu. Pasrah. Orangtuanya memang lebih baik berpisah.
            Harga obat-obatan atau narkoba sangat mahal, uang saku dan uang tabungan Renal sudah tersedot habis untuk menuruti nafsunya pada narkoba. Menjual jam tangan Swiiss, Iphone 5 dan benda mahal lainnya. Uang hasil dari penjuualan itu, digunakan untuk membeli ekstasi.
“ Renal, kamu liat kalung mamah yang di beli di Paris itu gak? Kok gak ada di kotak perhiasan mamah ya?’ kata mamah.
Mana Renal tau.’ Jawab Renal ketus
“mamah nanya baik baik malah jawab gitu.”
            Mamah sudah melupakan kejadian itu. Renal menjual beebrapa peerabot antik yang ada di rumah. Sampai pada suatu hari, mamah memergoki renal sedang mengambil gelang dan perhiasan lainnya. Renal dihukum dengan tidak diberi uang saku selama 2 minggu. Selama dihukum itu, Renal tidak menggunakan ekstasi karena tidak ada uang untuk membeli benda itu.
            Sampai pada puncaknya hari ini. Dia gelisah, mengeluarkan keringat dingin, memukul mukul tembok dan apapun yang ada di sekitarnya. Tidak ada orang di rumah saat itu. Pukul 16.00. Renal kejang kejang, tubuhnya membiru, pada akhirnya dia memuntahkan cairan putih berbusa. Renal tewas setelah itu.
            Mamh Renal pulang pukul 18.00. setengah jam kemudian papah Renal juga pulang.
“ Renal, Renal!! Buka pintunya mamh mau nanya nih.” Kata mamah sambil mengetuk pintu kamar Renal.
“ Renal…Renal….Renal…!!! buka sebentar!” lanjut mamah. Tidak ada jawaban. Tidak terdengar adanya kegiatan.
“pah…papah..!!!!” teriak mamah panik.
“ ada apasih? Ganggu aja” kata papah sambil menuju sumber suara.
“ coba dobrak pintu ini pah, mamah takut Renal kenapa kenapa.”
Papah mendobrak pintu kamar Renal. Seketika isak tangis papah dan mamah Renal memenuhi ruangan itu. Pemakaman Renal dilaksanakan keesokan harinya.
Langit biru berhias gumpalan awan gelap. Awan yang siap menyerang bumi dengan rentetan peluru air. Siap mengisi kekosongan pada tengki tengki bumi. Mengairi padi padi yang merindukan air. Baru saja pemakaman Renal selesai. Kini orangtua Renal berdamai. Mereka menyesal, terlalu egois satu sama lain. Menjadi orang tua yang kurang baik dan kurang perhatian kepada anak merupakan penyesalan terberat dalam hidup mereka.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar